Kisah Cinta Mengharukan
Kadang hal yang diharapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang
menganggapnya sebagai takdir. Di sitiulah perasaan bermakna, salah
satunya adalah cinta. Apa yang dialami Rosa memang biasa, terjadi pada
manusia umumnya. Tetapi ini menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa
simpatinya sebagaimana pungguk merindukan bulan.
Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya.
“Kita pilih duduk di sini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengan suara serak yang mengusik lamunan Rosa.
“Iya... Ri, mumpung kita ngumpul nih,” jawab teman Qori. Rosa
“Masak lo main rahasiaan sama geng sndiri,” tutur temannya lagi.
Rosa mendadak gugup. Nggak salah lagi itu Doni. Doni dari geng TIMUR, cowok yang sangat dikagumi para cewek-cewek di sekolah.
Rosa nyaris nggak bergerak. Mneyadari cowok tampan yang sedang
ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat sedang barengan dengan
teman-teman aja Rosa sudah nervous .... apalagi sekarang ia sedang
sendirian. Tapi untuk yang satu ini, rasa ingin tahunya jauh lebih
besar. Dan apa tadi? Mereka lagi ngomong soal gebetannya Doni. Wah.....
Wah....
“Jadi bener nih, dia tinggal di jalan Tumbuhan?” tanya teman Doni.
Deg, Rosa nyaris tersentak. Bukankah itu jalan tempat ia tinggal? Jalan
itukan kecil, jadi ia kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada
yang seumuran dia, rata-rata sudah kuliah dan kerja. Rasa ingin tahunya
semakin memuncak.
“Iya, anak kelas satu juga. aku memang naksir dia. Soalnya dia manis
banget, pintar dan baik. Pasti dong banyak saingannya. Makanya aku jaga
jarak biar dia penasaran,” suara Doni terdengar riang.
Jantung Rosa berdegup kencang. Ia semakin yakin , selain dia ngak ada
anak kelas satu SMA tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Rosa memang selalu jadi juara satu sejak smester pertama. Semuanya klop.
Mungkin yang dimaksud Doni itu dirinya?.
“Wah, playboy satu ini sudah berketuk lutut. Terus kapan dong kamu nembak dia?” desak temannya.
“Oh my god,” Rosa nyaris menahan napas.
“Eh, ngomong-ngomong siapa namanya?” tanya temannya lagi.
“Rosa,” jawab Doni.
Kali ini Rosa nyaris nggak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat
dan berteriak, kalau saja nggak ingat di mana dia berada sekarang. Ini
benar-benar keajaiban. Doni naksir dia. Berita ini wajib diceritakan
pada sohib-sohibnya.
Pukul setengah tujuh malam, semua persiapan sudah sempurna. Sekarang Doni naksir dia. Primadona sekolah itu menyukai gadis biasa seperti dia. Rosa bernyanyi bahagia.
“Kamu nggak sedang melamun Sa?” kata Intan sambil terkikik.
“Iya Sa, jangan-jangan itu cuma halusinasi aja,” timpal Shafina.
Sa pura-pura merengut sambil berucap “Pendengaranku masih normal dan
aku nggak bakalan cerita kalau tahu reaksi kalian begini”.
“Bukan begitu Sa, Kalau benar Doni naksir kamu, kok bisa tenang-tenang aja sih?” kata Intan dan Shafina.
Ruth mencoba menengahi. “Kan Doni sendiri yang bilang dia sengaja jaga jarak biar surprise”.
“Udah deh, pokoknya mulai besok akan bakal jadi cewek paling bahagia di dunia,” ujar Rosa tersenyum bahagia.
Keesokan harinya, bel rumah berbunyi. Dengan ceria Rosa menghambur ke
pintu, tapi ternyata yang datang Kak Adi, pacarnya mbak Enes. Keduanya
lalu pergi, sementara Mama dan Papanya sudah berangkat ke acara resepsi.
Di rumah hanya ada Rosa dan mbak Mimi.
Rosa mulai tidang sabar. SE dari tadi sohib-sohibnya terus menelpon dan membuatnya tambah be te.
“Rosa bangaun! Kok ketiduran di sini?” suara Mamanya terdengar sayup. Rosa membuka matanya, ternyata Mama dan Papanya sudah pulang.
“O ya, Doni! Astaga, setengah sepuluh malam”Rosa melonjak. Ternyata Doni tidak datang dari tadi. Rosa mulai kebingungan.
Rosa akhirnya ikut ajakan orang tuanya untuk mencari makan malam di luar.
“O ya Rosa. Mama lupa cerita tentang cucunya Bu Nanda, padahal sudah
sebulan lo. Kapan-kapan kamu main ke sana ya?” tiba-tiba Mamanya
bercerita. Rosa cuma mengangguk tanpa semangat.
Ketika melewati rumah Bu Nanda, Rosa melihat seorang gadis cantik lekuar
dari rumah diikuti seorang cowok. “Oh my god”, Rosa terkejut bukan
main. Berkali-kali dikedipkan matanya, berharap yang dilihatnya itu
orang lain. Tapi sia-sia, cowok itu benar-benar Doni. Mereka berdua
kelihatan akrab sekali.
Dengan gemetar Rosa bertanya pada Mamanya, “siapa nama gadis itu Ma?
“Kebetulan namanya sama dengan kamu .... Rosa,” jawab Mamanya.
Rosa terkulai menyadari impiannya hancur oleh kebodohannya sendiri.
Seharusnya ia mendengarkan ucapan sohibnya. Dan celakanya Rosa terlanjur
begitu berharap. Dia merasa marah, kecewa dan ... malu sekali.
cerita ini di kutip dari htt/informasi2012.blogspot.com
Monday, October 22, 2012
asik
10:52 AM
1 comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
mantep teh
ReplyDelete